Kembali Fitri
Ibadah puasa telah kita jalani. Dalam menjalankan ibadah puasa ini, tiga dimensi kita lalui, yakni dimensi fisik, spiritualitas, dan kejiwaan. Kita menempa ketiga dimensi tersebut sampai pada suatu titik, di mana kedekatan kita terhadap Allah SWT pada saat Ramadhan jauh melebihi dibanding bulan-bulan biasa.
Sebulan penuh itu pula kita telah mengekang hawa nafsu yang selalu menggiring kita ke tindakan negatif. Kini, kita akan merayakan Idul Fitri, hari kemenangan. Sebuah kemenangan bagi umat yang mampu mengendalikan nafsu dengan sempurna di bulan Ramadhan. Dan, Idul Fitri merupakan puncak spiritual dari serangkaian ibadah puasa yang kita jalani selama sebulan penuh.
Kita kembali fitri pada hari kemenangan ini, kembali bersih sebagaimana bayi sewaktu dilahirkan. Kita kembali menata hidup sesuai dengan aturan Allah. Karena, kita sadar bahwa dalam meniti kehidupan ini, tak jarang manusia lari dari garis yang ditetapkan oleh Yang Mahaagung. Begitu banyak hal yang dilanggar, baik sengaja maupun tidak.
Kita lihat banyak perilaku menyimpang yang terjadi di sekitar kita, bahkan oleh para pemimpin. Mereka secara telanjang memperlihatkan perilaku yang tak layak dijadikan contoh bagi rakyat. Saling jegal dan saling sikut demi menyelamatkan diri. Memperkaya diri untuk kepentingan sendiri dan kelompoknya. Menghalalkan segala cara untuk memperoleh kekuasaan.
Kita bisa ambil contoh perseteruan antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri. Ketika rakyat berharap mereka bekerja sama memberantas korupsi, yang terjadi justru saling melemahkan. Polri yang merasa lebih senior mempertontonkan arogansinya dengan mengobok-obok KPK, padahal belum tentu mereka sendiri bersih.
Kita juga saksikan betapa uang rakyat dihamburkan untuk penyelamatan Bank Century. Tak kurang Rp 6,7 triliun disuntikkan ke bank yang selama ini tidak dikelola secara profesional. Kita harus menyelamatkan bank yang telah dirampok oleh pemiliknya sendiri.
Kita ingin para pemimpin dan diri kita masing-masing tentunya kembali fitri di hari raya ini. Kembali menjalankan perilaku seperti yang sudah ditentukan oleh Allah. Kita ingin segala bentuk kemunafikan, keserakahan, keinginan menang sendiri, dan sebagainya dihapus dari negeri ini.
Negara ini akan maju jika dipimpin oleh pemimpin yang amanah. Negara ini akan maju jika memiliki rakyat yang bekerja keras dan berpikiran positif. Negara ini akan menjadi besar bila hawa nafsu yang selama ini menjerat kehidupan kita dilepaskan. Kita ingin negara ini makmur, bukan makmur buat segelintir orang, tetapi kemakmuran buat rakyat.
Mari, kita manfaatkan momen Idul Fitri ini untuk saling mengoreksi diri atas segala kesalahan yang telah kita perbuat. Mari, kita saling bersilaturahim dan berbagi energi positif. Siapa pun dan di mana pun. Energi positif yang terakumulasi ini akan menjadi pemantik rasa saling pengertian dan saling memahami di antara kita semua. Pancaran energi positif akan menjadi penerang bagi perjalanan panjang bangsa ini.
Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin. Mari, kita kembali fitri.
Komentar
Posting Komentar