Pemotongan Busur Plasma
Pemotongan dengan gas yang telah dibahas sebelumnya digunakan dan dikembangkan untuk baja karbon rendah misalnya baja lunak. Sebaliknya, pemotongan busur plasma digunakan dan dikembangkan untuk memotong baja tahan karat dan logam non besi seperti aluminium (campuran) yang relatif sukar diproses dengan pemotongan gas antara lain karena masalah-masalah kualitas..
Prinsip pemotongan busur plasma
Mesin potong busur plasma
Tabel Konstruksi mesin potong busur plasma
Tabel tersebut menunjukkan struktur dasar dari mesin. Pemotongan bisa dilakukan secara manual, tetapi pada umumnya dilakukan pada sebuah mesin otomatis atau mesin yang dikombinasi dengan peralatan Numeric Control (NC), dengan pertimbangan peningkatan kualitas permukaan potong dan efisiensi operasional. Sumber tenaga DC yang mempunyai penurunan atau karakteristik arus yang rendah digunakan sebagai pensuplai tenaga. Tegangan tanpa beban 200 - 400 V disyaratkan untuk merubah gas orifice (mulut lubang) menjadi gas plasma yang digunakan untuk operasi pemotongan. Tegangan (voltage) dalam kondisi terbeban adalah sekitar 100 - 180 Volt.
Gas Plasma (Gas orifice )
Untuk memudahkan penyiapan busur plasma dan menaikkan efek peruncingan panas (thermal), gas yang digunakan untuk pengoperasian harus mempunyai kemampuan pendinginan yang tinggi.
Nitrogen, Oksigen atau Udara digunakan salah satu. Jika Argon yang digunakan, hidrogen atau nitrogen salah satu yang digunakan atau keduanya sebagai gas campuran. Gas-gas tersebut dapat digunakan untuk pemotongan logam; namun gas orifice yang digunakan harus dipilih sesuai dengan jenis material dan ketebalan plat.
Gas plasma dan material elektroda
Material yang digunakan untuk elektroda adalah tungsten,
hafnium atau sirkon. Hafnium atau sirkon digunakan untuk logam murni,
tetapi tungsten yang digunakan dipadu dengan 2% thorium, lanthanum
atau lithium oksida. Jika oksigen atau udara yang digunakan sebagai
gas orifice, hafnium atau sirkon yang mempunyai titik leleh tinggilah yang
digunakan, tetapi jika gas tidak mengandung oksigen, tungsten harus
digunakan untuk elektrode. Elektrode logam hafnium mempunyai umur
pakai yang panjang dibandingkan dengan logam sirkon.
Metode pemasokan gas orifice - Busur Plasma
Kualitas pemotongan busur plasma
Selengkapnya tentang Kemajuan Teknologi Pengelasan dan tentang Pemotongan Busur Plasma untuk Logam klik disini
Selengkapnya tentang Teknik PEMOTONGAN pada Logam
Pemotongan dengan gas yang telah dibahas sebelumnya digunakan dan dikembangkan untuk baja karbon rendah misalnya baja lunak. Sebaliknya, pemotongan busur plasma digunakan dan dikembangkan untuk memotong baja tahan karat dan logam non besi seperti aluminium (campuran) yang relatif sukar diproses dengan pemotongan gas antara lain karena masalah-masalah kualitas..
Prinsip pemotongan busur plasma
Mesin potong busur plasma
Tabel Konstruksi mesin potong busur plasma
Kommponen Sistem | Fungsi |
---|---|
Sumber tenaga DC | Merubah arus AC menjadi arus DC. Diode silikon umumnya digunakan dalam bentuk kombinasi dengan sistem kontrol pembalik pada peralatan penyearah, meskipun thyristor digunakan dalam bentuk kombinasi dengan sistem kontrol arus ketika arus menjadi besar. |
Pengionisasi frekuensi tinggi | Menimbulkan plasma. Mampu menimbulkan beberapa ribu volt frekuensi tinggi |
Alat penyuplai gas | Memberikan gas yang digunakan untuk pemotongan busur plasma. Umumnya menggunakan gas Ar, N2, H2, O2 atau udara. |
Alat pendingin | Memberikan air pendingin untuk melindungi torch plasma dari panasnya plasma. |
Torch plasma | Menimbulkan busur plasma diantara material yang akan dipotong. |
Alat pengontrol | Menimbulkan busur untuk pemotongan busur plasma dan untuk mengontrol gas dan air untuk pendinginan. |
Tabel tersebut menunjukkan struktur dasar dari mesin. Pemotongan bisa dilakukan secara manual, tetapi pada umumnya dilakukan pada sebuah mesin otomatis atau mesin yang dikombinasi dengan peralatan Numeric Control (NC), dengan pertimbangan peningkatan kualitas permukaan potong dan efisiensi operasional. Sumber tenaga DC yang mempunyai penurunan atau karakteristik arus yang rendah digunakan sebagai pensuplai tenaga. Tegangan tanpa beban 200 - 400 V disyaratkan untuk merubah gas orifice (mulut lubang) menjadi gas plasma yang digunakan untuk operasi pemotongan. Tegangan (voltage) dalam kondisi terbeban adalah sekitar 100 - 180 Volt.
Gas Plasma (Gas orifice )
Untuk memudahkan penyiapan busur plasma dan menaikkan efek peruncingan panas (thermal), gas yang digunakan untuk pengoperasian harus mempunyai kemampuan pendinginan yang tinggi.
Nitrogen, Oksigen atau Udara digunakan salah satu. Jika Argon yang digunakan, hidrogen atau nitrogen salah satu yang digunakan atau keduanya sebagai gas campuran. Gas-gas tersebut dapat digunakan untuk pemotongan logam; namun gas orifice yang digunakan harus dipilih sesuai dengan jenis material dan ketebalan plat.
Gas plasma dan material elektroda
Material yang digunakan untuk elektroda adalah tungsten,
hafnium atau sirkon. Hafnium atau sirkon digunakan untuk logam murni,
tetapi tungsten yang digunakan dipadu dengan 2% thorium, lanthanum
atau lithium oksida. Jika oksigen atau udara yang digunakan sebagai
gas orifice, hafnium atau sirkon yang mempunyai titik leleh tinggilah yang
digunakan, tetapi jika gas tidak mengandung oksigen, tungsten harus
digunakan untuk elektrode. Elektrode logam hafnium mempunyai umur
pakai yang panjang dibandingkan dengan logam sirkon.
Metode pemasokan gas orifice - Busur Plasma
Kualitas pemotongan busur plasma
Selengkapnya tentang Kemajuan Teknologi Pengelasan dan tentang Pemotongan Busur Plasma untuk Logam klik disini
Selengkapnya tentang Teknik PEMOTONGAN pada Logam
Komentar
Posting Komentar