Tokoh:
Ibu Shofi: 59 tahun
Sandra: 35 tahun
Nora: 30 tahun
Silvi: 24 tahun
Meila: 20 tahun
Dilla: 8 tahun
Minem: 33 tahun
Latar/Lokasi:
Babak 1: Ruang Keluarga
Babak 2: Ruang Makan
Babak 3: Ruang Keluarga
Babak 1
(Di sebuah ruang keluarga, duduk santai Ibu Shofi, Meila, Silfi, Nora)
Ibu Shofi: Sepertinya jarang ya kita berkumpul seperti ini. Kalian berkumpul di rumah, untuk makan malam bersama, dengan ibumu yang sudah tua renta ini.
Kalian semua terlalu sibuk dengan urusan masing-masing sih.
Hmmmm Jadi… ibu sering sendirian deh di rumah.
Silfi: Tapi sekarang tidak sendiri lagi kan bu?
Kami semua ada di sini menemani ibu.
(mendekat, memeluk dan mencium ibunya)
Ibu Shofi: Mana Bagas, Meila? Dia jadi kesini kan?
Minem: (Masuk membersihkan meja, tanpa bicara apa-apa)
Meila: hmm sepertinya Mas Bagas sedang ada di Batam bu. Tanggung untuk pulang.
Proyeknya masih berjalan setengah.
Ibu Shofi: Anak lima… kok… yang ngumpul cuma tiga…
Kemana lagi tuh si Sandra, jadi kesini tidak. Itu anak kok tidak bisa diatur ya?
Di suruh kuliah tinggi, malah maunya masuk teater. Disuruh kerja yang bener, malah sukanya pentas. (sambil mengelus dada)
Nora: Bu… bu. Jangan seperti itu, Mbak Sandra kan anak ibu juga. Setiap manusia kan punya pilihan sendiri untuk hidupnya. Seperti Mbak Sandra memilih teater untuk menjalani hidupnya.
Minem: Ya, ndoro, barang kali aja, Mbak Sandra itu bisa jadi artis terkenal, masuk tivi.
Silfi: Nem, Nem, ngomong apa kamu itu. Eh, tapi bener juga ya?
Sana Nem, ambilin tasku yang tadi di kamar.
Minem: Nggih. (langsung beranjak masuk)
Ibu Shofi: Lah, bisnismu sekarang gimana Fi?
Maju kan?
Silfi: Alhamdulillah bu. Ada investor yang mau mendanai. Website kita juga banyak pengunjungnya. Jadi pemasarannya sudah sampai ke luar negeri.
Ibu Shofi: Duh, senangnya anakku yang ini berhasil. Jadi ingat almarhum ayahmu. Pasti dia juga bangga.
Tapi kapan kamu nikahnya???.
Nora: Hehe… Silfi sudah punya calon bu, tinggal di ajukan aja ke Ibu.
Iya kan Fi? (Sambil mengedipkan mata ke Silfi)
Silfi: (malu-malu)
Ibu Shofi: Iyo, to Fi?
Ya, aku ikut senang. Udah cepat aja calonmu itu kamu bawa ke sini.
Silfi: Inggih Bu. Tapi Mas Dani sepertinya masih sibuk dengan urusannya.
Insya Allah, setelah semua beres akan aku ajak kesini.
Nora: Oh, kamu sekarang sama Dani toh?
Silfi: (tersipu) ya Mbak.
Ibu Shofi: Dani ya namanya?
Silfi: Mengangguk pelan.
Minem: (masuk) Ini tasnya Mbak (sambil menyerahkan bungkusan ke Silfi)
Silfi: Makasih Nem.
Ibu Shofi: Eh, anakmu tadi kemana Ra?
Silfi: Iya, kemana Dilla tadi?
Nora: Itu di depan sama Meila.
Tidak tahu lah, mereka kok cocok ya? Padahal kan tante sama ponakan.
Dilla…… (berteriak memanggil)
Dilla: (berteriak dari luar) Sebentar bunda, ini masih asyik ni sama tante.
Ibu Shofi: Sudah biarkan saja. Meila memang seperti itu kok Ra. Jiwanya masih jiwa anak-anak.
Silfi: Gimana sih, mbak? kan biasa. Aku juga sering bercanda sama Dilla, dia memang anak yang lucu dan menyenangkan. Aku juga suka sama anakmu itu Mbak.
Minem: Ndoro makanannya sudah siap. Monggo didahar…
Silfi: Ayo bu kita makan…
Ibu Shofi Sebentar Fi, ibu mau menunggu kakakmu Sandra dulu…
Nora: tak usah ditunggu bu… Mbak Sandra sudah bilang tidak bisa datang.
Ibu Shofi: Baiklah…
Silfi: Oh, benarkah Mbak Sandra tidak akan datang?
Nora: Katanya si begitu.
Ibu Shofi, Nora, Silfi, Minem: (menuju ruang makan, disana tersaji berbagai makanan yang telah disiapkan untuk merayakan hari ibu malam itu)
Babak 2
(Di ruang makan, duduk menghadap meja makan, Nora, Ibu Shofi, dan Silfi. Minem merapikan meja dan menyiapkan sajian makanan)
Nora: Nem nem… tolong panggilkan Dilla dan Meila, bilang makanan sudah siap............
.............Selengkapnya...... Berkumpul di Hari Ibu (Naskah Drama)
.
Komentar
Posting Komentar